Makalah " Tugas-tugas Perkembangan"
permisi gan numpang lewat ni ada makalah dengan judul Tugas-tugas Perkembangan silakan diambil untuk cover, kata pengantar dan daftar isi buat sendiri ya gan :-) udah langsung aja ni makalahnya
MAKALAH TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Elizabeth B. Hurlock (1978)
tugas perkembangan yaitu belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup
baru, belajar untuk memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri
dan pada usia kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri dan Menurut
Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup
seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Secara garis
besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan
seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma
sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya
korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima nak, serta
norma-norma sosial budaya yang ada.
Beberapa
tugas perkembangan yang dilakukan oleh individu muncul sebagai akibat dari
kematangan fisik, misalnya berjalan, melompat, lari, dan sebagian lain
berkembang dari adanya tekanan- tekanan dari budaya dan masyarakat, seperti
belajar membaca, dan sebagian lainnya karena adanya nilai- nilai dan aspirasi
individu, seperti memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun pada umumnya
kemunculan tugas- tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya ketiga kekuatan
tersebut secara serempak.Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap kali
mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat
dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau
fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal
dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi,
kanak-kanak, anak, remaja, dewasa.
2.1
Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana
Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Para Ahli
b.
Bagaimana
Sumber Faktor-Faktor Perkembangan
c.
Bagaimana Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap
Fase Perkembangan
d.
Apa Sajakah
Aplikasi Tugas Perkembangan
1
3.1
Tujuan
a.
Untuk
Mengetahui Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Para Ahli
b.
Untuk
Mengetahui Sumber Faktor-Faktor Perkembangan
c.
Untuk
Mengetahui Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
d.
Untuk
Mengetahui Aplikasi Tugas Perkembangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Para Ahli
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Menurut para
ahli seperti :
1. Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas
perkembangan yaitu belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru,
belajar untuk memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada
usia kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri.
2. Teori dorongan (motivasi)
dikemukakan Morgan (1984), bahwa segenap tingkah laku
distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan
sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari
dalam dirinya.
3. Teori dinamisme mengatakan bahwa di
dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu
mencari pengalaman-pengalaman baru.
4. Kartono (1992) berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a)
Segenap kualitas hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam
suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara
kontinyu.
5. Havighurst (1953). Mengemukakan
bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus
dipenuhi. Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah
disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas
perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang
diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada.
3
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
:
1. Faktor genetik yaitu meliputi faktor
keturunan yang bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan. Bentuknya
bias menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti temperamen.
Sehingga
diharapkan potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan juga
mempunyai peranan yang besar yaitu empengaruhi individu setiap hari mulai
konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
2.2 Sumber Faktor-Faktor Perkembangan
1. Kematangan fisik, misalnya (a)
belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki; (b) belajar bertingkah laku,
bergaul dengan jenis kelamin yang bebeda pada masa remaja karena kematangan
organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural,
misalnya (a) belajar membaca; (b) belajar menulis; (c) belajar berhitung; (d)
belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita
individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan; (b) memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma-norma agama, misalnya
(a) taat beribadah kepada Allah SWT; (b) barbuat baik kepada sesama manusia.
2.3 Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi Dan Kanak-Kanak
(0,0-6,0) :
a) Belajar berjalan. Belajar berjalan
terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah
matang untuk belajar berjalan.
b) Belajar memakan makanan padat . Hal
ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat
pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
4
c) Belajar berbicara, yaitu
mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan
perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf
dari alat-alat bicara.
d)
Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini
dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum
usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan
pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan
pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa
banyak memberikan penerangan kepadanya.
e) Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin.
Melalui observasi (pengamatan) anak
dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis
kelamin yang satu dengan yang lainnya.
Dengan cara tersebut, anak dapat
menganal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar
terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan terhadap
jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan
anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya
sesuai dengan jenis kelamin anak.
f) Mencapai kestabilan jasmaniah
fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang
dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya
mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar
garam dan gula dalam darah dan air di dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan
jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses
mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua perlu memberikan perawatan yang
intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan
kebersihan.
5
g) Membentuk konsep-konsep (pengertian)
sederhana kenyataan sosial dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan
suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat
mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya. Perkembangan lebih lanjut,
anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari
berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa
bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya
disebut “orang”,”ibu” dan ”ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat
dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing, ayam, kambing, dan burung
dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal
pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan
bimbingan dari orang dewasa.
h) Belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain. Anak mengadakan hubungan
dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan menggunakan berbagai cara,
yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam
belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan
menentukan sikapnya di kemudian hari.
Apakah ia bersikap bersahabat,
bersikap dingin, introvert, extrovert, dan sebagainya. Misalnya, apabila anak
memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan
bersikap ramah dan ceria.
i)
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana
kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme
adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari
kenikmatan dan kebahagiaan).
6
Apabila anak bertambah besar ia
harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai
makhluk sosial (bermasyarakat), manusia tidak hanya memperhatikan
kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan
kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan
kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan
salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya, anak
belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang
diperbolehkan itu berarti baik dan benar. Pengalaman ini merupakan permulaan
pembentukkan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasihat,
bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting
dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari orang tua dan
bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan hukuman dan ganjaran,
meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
2.
Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Sekolah (6,0-12,0) :
a)
Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot,
sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan
ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap
dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1)
mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan,
keselamatan diri, dan kesehatan; (2) mengembangkan sikap positif terhadap jenis
kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya
maupun postur tubuhnya) secara positif.
c) Belajar bergaul dengan teman-teman
sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan .Pergaulan anak di
Indonesia atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara
kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan
tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal.
d) Belajar memainkan peranan sesuai
dengan jenis kelaminnya. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak
laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang
khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
7
e) Belajar keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut
masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup
matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang
berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari
sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis,
dan berhitung.
f)
Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah
melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggallah suatu
ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut
konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai tanggapan tentang ayah, ibu,
rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang dilakukan,
seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis. Bertambahnya pengalaman
akan menambah perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu menanamkan
konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah
atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya.
Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka guru dalam
mendidik/mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk:
1)
Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya
tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan
bermasyarakat.
2)
Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin
dipahami konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk memperbincangkannya dan
semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.
g)
Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah
mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal
ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral)
disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas
perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh,
seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h)
Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
8
Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi
orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk
masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang
lain.
i)
Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang
demokratis dan menghargai hak orang lain. Umpamanya, mengembangkan sikap
tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain,
toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa
Remaja (12,0-18,0) :
a)
Mencapai hubungan
yang lebih matang dengan teman sebaya. Hakikat tugas, contohnya : Belajar melihat kenyataan, anak
wanita sebagai wanita, dan anak pria sebagai pria, berkembang menjadi orang dewasa di
antara orang dewasa lainnya, belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dan, belajar
memimpin orang lain tanpa mendominasinya.
b)
Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita. Hakikat
tugasnya yaitu Remaja dapat menerima dan
belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat.
c)
Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Hakikat
tugasnya yaitu Bertujuan
agak remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan
dan meemlihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya
tersebut.
d) Mencapai kemandirian emosional dari
orangtua dan orang dewasa lainnya.
Hakikat tugasnya antara lain yaitu Membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orangtua, Mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orangtua, Mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung kepadanya.
Hakikat tugasnya antara lain yaitu Membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orangtua, Mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orangtua, Mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung kepadanya.
e)
Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Hakikat
tugasnya Ber tujuannya agar remaja merasa mampu
menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian). Penting buat remaja pria dan
tidak terlalu penting buat remaja wanita
9
f)
Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). Hakikat tugasnya antara lain
yaitu Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk memasuki pekerjaan tersebut.
g)
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Hakikat tugasnya yaitu mengembangkan sikap positif terhadap
pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak. Memperoleh pengetahuan yaang tepat
tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.
h)
Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga negara. Hakikat tugasnya antara lain
yaitu Mengembangkan
konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia,
dan lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern, dan mengembangkan
keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar (berfikir) yang penting bagi upaya
memecahkan masalah-masalah secara efektif.
i)
Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Hakikat tugasnya yaitu Berpartisipasi sebagai orang dewasa
yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, dan Memperhitungkan nilai-nilai sosial
dalam tingkah laku dirinya.
j)
Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku. Hakikat tugasnya antara lain
yaitu Membentuk
seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan, Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan
nilai-nilai, Mengembangkan
kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan
tempat tinggalnya, dan Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya,
sehingga dapat hidup selaras (harmoni) dengan orang lain.
k)
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat
tugasnya antara lain yaitu Mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan
wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari, baik pribadi maupun sosial.
10
2.4
Aplikasi Tugas Perkembangan
a) Aplikasi perkembangan pada usia Bayi
dan Kanak-Kanak (0,0-6,0) :
1) Belajar berjalan terjadi pada umur
antara 9 sampai 15, dapat di aplikasikan dengan menggunakan alat bantu jalan
seperti roda gledegan. Anak tersebut di taro ditempat tersebut lalu dengan bebas
anak dapat berjalan kemana saja atau kita bisa menuntunnya sementara dengan
memegang tangannya.
2) Belajar memakan makanan padat. Dapat
di aplikasikan dengan diberikannya biskuit kepada anak tersebut lalu disuapin
sedikit demi sedikit.
3) Belajar berbicara. Bayi mulai
belajar bicara dengan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti
(meraban). Lalu diaplikasikan dengan menyebutkan nama atau kata-kata yang
teratur sampai anak belajar menghubungkan suara-suara tertentu dengan benda
atau situasi tertentu.
4) Belajar buang air kecil dan buang
air besar. Dapat diaplikasikan dengan melakukan pembiasaan. Seperti setiap kali
mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.
5) Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin. Dapat diaplikasikan dengan memberikan mainan dan pakaian sesuai jenis
kelamin anak. Seperti pada anak laki-laki diberikan mainan robot-robotan, bola,
dan pakaiannya berupa kaos dan celana. Perempuan diberikan mainan boneka, dan
pakaiannya baju dan rok.
b) Aplikasi perkembangan pada masa
sekolah (6,0-12,0) :
1) Belajar memperoleh keterampilan
fisik untuk melakukan permainan. Diaplikasikan dengan melakukan senam pagi dan
permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan
sebagainya.
2) Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Di aplikasikan dengan
mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan,
keselamatan diri, dan kesehatan.
11
3) Belajar memainkan peranan sesuai
dengan jenis kelaminnya. Di aplikasikan melalui permainan umpamanya akan tampak
bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti
permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan
layang-layang.
4) Belajar keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung. Di aplikasikan dengan diberikan buku-buku,
seperti buku dongeng, ilmu pengetahuan atau gambar-gambar yang menarik dan
diberikan pengajaran tentang bagaimana menulis, membaca dan berhitung.
5) Belajar mengembangkan konsep
sehari-hari. Diaplikasikan sebagai guru atau orang tua yang mencontohkan kepada
anaknya, seperti sebelum makan untuk berdoa dan setelah makan mengucap syukur,
lalu piring kotornya diletakkan ditempat cuci piring. Banyak membaca buku-buku
atau media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut, semakin
mudah untuk memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk
mempergunakannya pada waktu berpikir.
c) Aplikasi perkembangan pada masa
remaja (12,0-18,0) :
1) Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan teman sebaya. Aplikasinya, dengan adanya seorang temen yang kemudian
menjadi orang yang dapat mengerti, memahami dan belajar menerima kenyataan.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria
dan wanita. Aplikasinya, dengan berorganisasi lalu remaja tersebut dapat
berperan dimasyarakat.
3) Menerima keadaan fisik dan
menggunakannya secara efektif. Aplikasinya, dengan membangun pribadi yang
sehat, seperti berolahraga di pagi hari. Menekuni salah satu bidang olahraga
yang disukai, seperti olahraga basket.
4) Mencapai kemandirian emosional dari
orangtua dan orang dewasa lainnya.
Aplikasinya, membiarkan remaja
tersebut berpendapat, seperti memilih hubungan hidup, dan ikut serta gotong
royong masyarakat. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). Aplikasinya,
mencari pekerjaan di salah satu industri untuk kelangsungan hidupnya.
12
5) Mempersiapkan pernikahan dan hidup
berkeluarga. Diaplikasikan, memilih pasangan hidup dan pengelolaan keluarga dan
pemeliharaan anak. Dan Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Aplikasinya,
turut hadir jika ada masyarakat sedang melakukan gotong royong.
6) Memperoleh seperangkat nilai dan
sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku. Dapat
diaplikasikan, sebagai orangtua dapat mencontohkan tingkah laku yang baik kepada
anak dan istrinya. Seperti membantu ibunya memasak, membantu bapaknya bertani. Dan juga Beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Aplikasinya, pembiasaan shalat berjamaah, sering melakukan
pengajian, pergi ke masjid/mushola.
7) Memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan
narkotika. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap
kondisi dirinya. Dan juga untuk Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan bertahan dalam
kondisi sulit dan penuh godaan.
13
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh
adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Secara garis besar Havighurst
menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa
kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta
norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara
potensi diri dan pendidikan yang diterima anak, serta norma-norma sosial budaya
yang ada. Dan Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu
belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk
memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya
mulai belajar memantapkan identitas diri.
Oleh karena harus adanya Tuntutan masyarakat secara cultural yaitu dengan
cara mengajari seorang anak bagaimana caranya belajar membaca, belajar menulis,
belajar berhitung dan cara berorganisasi dalam masyarakat dan dengan adanya
Dorongan dan cita-cita individu itu sendiri misalnya bagaimana cara memilih
suatu pekerjaan dan memilih pasangan hidup dan dengan itu kita semua harus
mengerti dan memahami norma-norma agama seperti halnya taat beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan Berbuat baik kepada sesama manusia.
Namun
pada umumnya kemunculan tugas- tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya
ketiga kekuatan tersebut secara serempak.Pada manusia perkembangan fisik dan
mental setiap kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang
berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani
hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase
perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa.
14
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini kita diharapkan untuk bisa
memahami dan dapat memberikan wawasan kepada kita semua tentang Pengertian
Tugas-Tugas Perkembangan dan Tugas-Tugas Perkembangan pada setiap Fase
perkembangan dan Aplikasi perkembangannya sehingga kita dapat mengetahui dan memahami
perkembangan dan pertumbuhan individu itu sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri
Anni.2011. Psikologi Pendidikan. Semarang : UNNES Press
Soeparwoto,
dkk.2006.Psikologi Perkembangan.Semarang: UNNES Press
Hurlock, Elizabeth B. (1980).
Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
16
0 komentar:
Post a Comment